Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, mengurangi lemak, mengecilkan lingkar pinggang, menurunkan kadar gula darah, dan meningkatkan massa otot, upayakan dari sekarang untuk melakukan jenis olahraga yang bervariasi (multi dimensi).
Jenis-jenis olahraga yang dimaksud di sini adalah latihan beban (resistance training), latihan interval (sprint), peregangan (stretching), dan ketahanan (endurance). Demikian dikutip dari hasil studi sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan 30 Mei 2014 oleh Skidmore College yang berjudul “Quality, not quantity, counts most in exercise, diet.”
Peneliti yang terlibat dalam studi ini, Paul Arciero, membuktikan bahwa pendekatan multidimensional dalam berolahraga dan diet jauh lebih efektif dibandingkan sekadar melakukan satu jenis latihan saja dalam jumlah/ volume banyak. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Applied Physiology, Arciero menunjukkan manfaat nyata dari aktivitas olahraga yang mencakup latihan beban, sprint interval, peregangan (termasuk yoga atau pilates), dan latihan daya tahan.
Ini artinya Anda yang suka yoga/ pilates dan ingin kondisi kesehatan dan kebugaran bisa makin baik, mungkin sekarang saatnya untuk juga menambahkan porsi latihan beban, interval, dan daya tahan ke dalam rutinitas Anda.
Begitu juga Anda yang sudah menjalani olahraga beban (resistance training), imbangilah dengan peregangan, ketahanan dan latihan interval.
Sebagai informasi, latihan beban ialah bentuk olahraga untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot, misalnya latihan angkat beban dengan barbel, dumbell, resistance band, atau dengan berat badan sendiri. Latihan interval (interval training) ditujukan untuk membangun kekuatan dan ketahanan, misal lompat tali, lari menaiki tangga, burpees, sprint, pullups, pushup, v sit. Sementara itu, olahraga peregangan bertujuan meningkatkan elastisitas otot, misalnya yoga dan pilates. Latihan ketahanan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan otot untuk bekerja dalam waktu yang lama, misal plank selama 1-2 menit, pushups 100 kali.
Studi ilmiah oleh Arciero ini fokus pada 57 subjek penelitian yang berusia 35-57 tahun yang tidak aktif berolahraga. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing mengonsumsi 60 gram whey protein setiap hari, namun dengan pola latihan berbeda: kelompok pasif, kelompok latihan beban intensif, dan kelompok multidimensional.
Hasilnya, dengan porsi asupan protein yang lebih banyak pun subjek yang tidak berolahraga sama sekali masih mendapatkan manfaat positif meski tidak sebesar grup lain yang latihan beban dan dan grup yang menjalani banyak jenis olahraga. Terkait ini, Arciero berargumen bahwa asupan protein yang lebih banyak bisa membantu menurunkan kadar lemak badan bahkan jika kita tak berolahraga.
Temuan Arciero ini seakan membongkar ‘mitos’ bahwa kita cukup melakukan satu jenis olahraga saja untuk sehat. Menurutnya, kesehatan tidak bisa dicapai hanya dengan mengangkat beban atau sekadar berlari di treadmill. Olahraga harus mencakup berbagai aktivitas yang mengintegrasikan tubuh secara menyeluruh, tandas Arciero.
Untuk memudahkan masyarakat memahami pendekatannya, Arciero menciptakan akronim “PRISE”:
– P: Protein
– R: Resistance (Latihan Beban)
– I: Interval (Latihan Sprint)
– S: Stretching (Peregangan)
– E: Endurance (Daya Tahan)
Nah, bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah setelah ini Anda akan menambahkan jenis olahraga lain di samping olahraga yang sudah jadi favorit selama ini? (*/)