Yoga dan Aktivisme: A Great Combo or Big No?

Selama ini yoga kerap dianggap sebagai entitas/ hal yang terpisah dari aktivisme dan politik. Namun, jika diamati lebih seksama, kita bisa temukan fakta bahwa yoga juga sering di(salah)gunakan sebagai alat aktivisme sesuai agenda kelompok/ pihak tertentu. 

Misalnya ada kelompok pro Palestina yang menggaungkan pesan “Free Palestine” melalui sesi meditasi dan kelas yoga asana yang mereka adakan dalam circle mereka. 

Di sisi lain, juga ada para pegiat yoga di Israel yang menggunakan yoga untuk menjustifikasi Zionisme. Keduanya sama-sama yoga tetapi agenda yang diusungnya sangat bertentangan.

Di Indonesia sendiri, setahu saya beberapa event yoga yang dimuati pesan aktivisme entah itu yang bersifat politis maupun sosial, misalnya penggalangan dana untuk kelompok yang termarjinalkan atau underprivileged. 

Katakanlah event-event yoga dengan tujuan penggalangan dana untuk pelestarian hutan, hewan langka, sumbangan untuk para korban bencana/ pengungsi konflik berdarah, dsb. 

Jadi bisa dikatakan yoga di Indonesia juga cukup sarat dengan aktivisme yang dipilih sesuai selera dan kepentingan penyelenggaranya, yang tak cuma bersifat politis dan sosial tetapi bisa juga lebih berat ke sisi komersial. 

Namun, guru dan praktisi yoga Savira Gupta dalam tulisannya berjudul “Yoga Is Not Political—Unless That’s Your Calling” di laman yogajournal.com baru-baru ini menggugat tren yoga yang diidentikkan dengan aktivisme politik dan sosial tertentu.

Ia menyatakan: “[S]aya berpendapat bahwa yoga bukanlah aktivisme politik maupun sosial melainkan sebuah jalur spiritual untuk menggapai pembebasan diri dari penderitaan.”

Gupta lebih lanjut membahas soal konsep swadharma dalam yoga. Swadharma merujuk pada tugas dan tanggung jawab individu sesuai dengan kodrat dan keunikan masing-masing. 

Keputusan dan tindakan kita seharusnya didasari oleh swadharma, bukan motif politik atau aktivisme.

Dalam Bhagavad Gita, dikisahkan bahwa Arjuna berperang bukan karena motif politik, melainkan karena swadharma-nya sebagai kesatria yang harus membela kebenaran dan keadilan. 

Yoga bertujuan menuntun kita untuk menjalani swadharma demi kebaikan masyarakat dan alam semesta, bukan untuk mencapai agenda pribadi.

Aktivisme cenderung mempersatukan kelompok tertentu, namun memisahkannya dari kelompok lain. Hal ini bertentangan dengan esensi yoga yang menyatukan kesadaran individu dengan kesadaran tertinggi. 

Dengan demikian, Gupta menyimpulkan, ketika yoga disamakan dengan aktivisme politik atau sosial, sesungguhnya telah terjadi kesalahpahaman atas ajaran yoga yang sebenarnya.

Konsep dharma (hukum alam semesta) dan swadharma (tugas pribadi sesuai kodrat) sering diabaikan dalam pemaknaan yoga di Barat. 

Padahal, tindakan kita baru dapat disebut yoga jika bersumber dari swadharma. 

Yoga merupakan cara untuk menjernihkan pikiran agar kita dapat menjalani swadharma dengan tepat, bukan untuk mendorong agenda politik atau aktivisme tertentu, terang Gupta.

Oleh karena itu, praktik yoga seharusnya menuntun kita untuk menemukan dan menjalani swadharma masing-masing sesuai dengan tahap kehidupan yang sedang dijalani. 

Dengan demikian, kita dapat berkontribusi untuk kebaikan masyarakat dan alam semesta sesuai dengan peran dan tanggung jawab kita masing-masing.

Inilah interpretasi Gupta mengenai yoga yang disangkutpautkan dengan aktivisme.

Terlepas dari penjelasan panjang lebar Gupta di atas, rasanya sangat mustahil untuk mencegah para praktisi yoga modern untuk  memisahkan yoga dari semua bentuk aktivisme. 

Ditambah dengan tidak adanya pihak yang menjadi otoritas dalam dunia yoga modern, interpretasi Gupta tadi hanya sebatas imbauan belaka pada akhirnya.

Karena ini semua kembali lagi ke pribadi masing-masing praktisi yoga. 

Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah sepakat dengan gagasan Gupta untuk memisahkan yoga dari segala bentuk aktivisme atau tak keberatan dengan semua aktivisme dalam yoga yang Anda ikuti? (*/)

This entry was posted in Yoga and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *