STUDI KASUS CARA MENERAPKAN AI DALAM STRATEGI KONTEN

Pendiri Marketing AI Institute Paul Roetzer membongkar strategi konten bisnisnya. (Foto: Tangkapan layar marketingaiinstitute.com)

RENCANA strategi konten lazimnya bakal menemukan kendala saat pelaksanaannya.

Sejumlah masalah yang bisa ditemui sepanjang perjalanan mengeksekusi rencana strategi konten itu bervariasi.

Nah, di tulisan ini saya akan menjelaskan sebuah pendekatan strategi konten yang memakai siniar (podcast) sebagai konten inti atau core content-nya, yang saya sarikan dari isi siniar The Artificial Intelligence Show dengan pemandu Paul Roetzer dan Mike Kaput.

Siniar Demi Efisiensi

Kita bisa menggunakan pendekatan yang berorientasi siniar/ podcast untuk produksi konten yang lebih efisien.

Perlu diingat bahwa ini sebuah studi kasus dari apa yang sudah dieksekusi selama dua tahun oleh kedua pembicara siniar tersebut (Roetzer dan Kaput) dalam bisnis mereka bersama.

Perlu diingat bahwa tujuan membuat kanal siniar (podcast channel) di sini ialah untuk menciptakan value, bukan untuk meraup untung instan.

Masalah utama yang dihadapi dalam strategi konten itu misalnya kegagalan menjaga frekuensi unggahan siniar berformat wawancara dengan ahli atau narasumber yang diundang sebagai tamu. Karena proses ini memakan waktu dan energi.

Solusinya agar konsistensi penayangan siniar bisa terjaga ialah dengan menyelingi wawancara dengan konten siniar berformat lainnya, misalnya dengan memilih tema pembahasan siniar tiap minggu untuk dibahas.

Bantu Traffic Website

Siniar juga bisa dipakai sebagai alat membantu menaikkan traffic website yang sedang mengalami fase ‘plateau’ (melandai).

Perlu dibuat konten yang bertema tren terkini agar traffic kembali naik. Cara agar traffic naik salah satunya ialah dengan memproduksi siniar yang temanya kekinian dan relevan dengan topik X yang menjadi topik utama.

Tujuan membuat konten bertema topik terkini ialah agar brand/ perusahaan kita menjadi pusat tujuan saat orang-orang ingin mendapatkan segala berita terkini dan informasi timeless soal topik X.

Untuk bisa mengukur kinerja secara lebih objektif, kita perlu menetapkan target jumlah artikel di website dalam setiap minggu. Misalnya 10 artikel per minggu. Sesuaikan dengan kemampuan yang realistis dari tim internal kita masing-masing.

Rombak Satu, Rombak Semua

Poin terpenting dalam strategi konten ialah saat kita mengubah format konten, kita juga wajib menyesuaikan dan mengubah strategi secara menyeluruh.

Kita harus pintar-pintar membagi waktu untuk membuat konten segar secara teratur, mendapatkan berita terbaru soal topik X lalu mengemasnya sebagai konten dengan style dan sudut pandang unik kita sendiri.

Contoh strateginya bisa banyak, misal memproduksi satu episode siniar tiap minggu dengan 3 topik bahasan utama dalam bentuk pertanyaan dan jawaban detail.

Setiap episode siniar ini bisa dijadikan satu artikel rangkuman (atau berupa transkripsi kalimatnya) dan untuk setiap jawaban pertanyaan di dalamnya bisa dibuatkan satu artikel lebih panjang.

Jadi dari 1 episode siniar bisa dihasilkan 4 artikel website/ blog sekaligus. Dan dari satu episode siniar itu juga bisa dihasilkan 4 video YouTube.

Dalam kasus ini, siniar/ podcast bisa menjadi lokomotif penggerak konten lain dari website/ blog, video YouTube, dsb.

AI Sebagai Akselerator Proses Produksi Konten

AI bisa diterapkan dalam strategi konten ini, misal untuk meriset topik yang menarik/ trending di perbincangan media sosial.

Semua ini bisa berupa kumpulan link/ tautan yang dilakukan secara manual dulu, memantau berita perkembangan topik X, dan sebagainya.

Kita bisa menggunakan sebuah alat (tool) bernama Perplexity.ai yang bisa membantu untuk mendapatkan sumber langsung sebuah konten di internet sehingga bisa langsung didapatkan sebuah ringkasan mengenai topik X.

Perplexity.ai bisa menghemat waktu dibandingkan dengan googling secara acak.

Alat (tool) AI lain yang membantu proses kerja ialah Chat GPT dan Claude.ai (alat keluaran Anthropic yang mirip Chat GPT) untuk meringkas isi laman di link yang sudah dikumpulkan secara manual.

Kita bisa juga menggunakan AI writing tools tersebut di atas untuk meringkas dan membuat skrip siniar juga. Untuk lebih sempurna, kita bisa edit lagi draft itu untuk disesuaikan dengan style kita.

Skrip yang dibuat AI ialah skrip untuk membuka dan memperkenalkan topik tetapi untuk penjelasan dan jawaban seharusnya dihasilkan secara organik oleh pembicara di siniar.

Setelah siniar selesai dan diunggah, kita bisa membuat transkripnya dengan menggunakan alat bernama Descript.

Untuk membuat artikel blog dari transkripsi siniar, kita menggunakan AI misal ChatGPT atau Claude.ai sebagai word spinning tools.

Maksudnya word spinning tools ialah menulis ulang sebuah artikel agar terkesan menulis sebuah artikel baru tetapi informasi dan pesannya masih utuh, serupa dengan artikel sebelumnya.

Di tahun 2009-2010, saya sendiri pernah menggunakan software word spinner model ini untuk menulis ulang sebuah artikel agar tampak baru di mata algoritma mesin pencari Google. Dengan ditulis ulang dan menjadi artikel yang unik, Google tidak akan memberikan penalti terhadap website yang menayangkan artikel hasil spin ini. Sayangnya saat itu, software itu masih bekerja hanya untuk artikel berbahasa Inggris.

Kita bisa memberikan instruksi atau prompt bernada “Bisakah kamu meringkas poin-poin penting dalam tulisan ini?” pada ChatGPT dengan bahan awal berupa pointer-pointer kalimat di siniar.

Dari poin-poin inilah, kemudian akan bisa dihasilkan sebuah artikel blog dengan jumlah kata (word count) 500-600 kata.

Pastikan selalu juga bahwa konten kita selalu memiliki perspektif unik dan pandangan yang berbeda dari orang lain dan AI. Jika tidak, bakal sia-sia saja kita memproduksi konten begini tak peduli sekonsisten apapun.

Akhir kata, harus ditegaskan lagi bahwa proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi konten bisa membantu perusahaan/ organisasi/ brand membangun dan mengukuhkan reputasi atau kredibilitas di ceruk industrinya tetapi TIDAK BISA dijadikan alat pencetak laba/ profit dalam jangka pendek.

Hal ini perlu ditekankan sekali lagi karena saya yakin bahwa sebagian orang masih belum bisa memakluminya. (*/)

This entry was posted in Blog and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *