1. Fake it till you make it. Boleh saja di awal mengaku sebagai penulis asal sudah ada portofolio alias karya (sejelek apapun) untuk ditunjukkan ke orang lain.
2. Hal seremeh dan sebiasa apapun dalam hidup bisa dikemas jadi tulisan menarik asal kita tahu caranya.
3. Menemukan ‘suara’ itu perlu supaya tulisan punya karakter. Jangan pakai ghostwriter atau joki atau beli karya orang lain buat diakui jadi karya sendiri.
4. Mencontek gaya menulis penulis terkenal sah-sah saja tapi jangan terus menerus begitu. Di satu titik kita harus menemukan gaya menulis khas kita sendiri.
5. Idealisme boleh saja dipelihara asal kamu tidak kelaparan karenanya.
6. Jika idealis dalam menulis, pastikan kamu punya pekerjaan lain yang bisa memenuhi kebutuhanmu.
7. Menulis untuk kaya itu mungkin tapi sangat tipis kemungkinannya di Indonesia.
8. Menulis bukan cuma duduk mengetik tapi ada banyak proses di baliknya.
9. Terima fakta bahwa jadi penulis di Indonesia meski royaltinya tak seberapa tapi tetap harus dikenai pajak juga.
10. Kritik dari editor mungkin pedas tapi diperlukan kalau karyamu mau lebih berkualitas.
11. Menghasilkan karya bermutu perlu waktu.
12. Satu kesalahan ketik bisa berakibat fatal karena menunjukkan kamu kurang profesional.
13. Bahasa adalah senjata tempurmu jadi kuasai dengan sebaik mungkin.
14. Menulis itu soal menunda kepuasan pembaca. Kecuali berita.
15. Menulis itu kadang sangat menakutkan dan membuat ego rapuh seperti telanjang di depan umum.
16. Perasaan penulis setipis tisu. Apalagi kalau soal kritik terhadao karyanya.
17. Menulis memang tidak perlu sekolah dan pendidikan formal setinggi langit tapi jadi masalah juga kalau tidak ada modal pengetahuan dalam otak.
18. Di dunia kerja, penulis sering dianggap remeh dan karena itu bayarannya kurang layak.
19. Penulis harus punya fokus bidang yang ia kuasai dengan baik agar menjadi penulis spesialis di bidang itu.
20. Menulis apa saja boleh tapi itu membuat pembaca bingung: “Ini orang sebenernya keahliannya apa?”
21. Menulis bisa di mana saja kapan saja sekarang tapi masalahnya apakah otak bisa fokus dengan semua distraksi di sekeliling kita?
22. Jangan sedih kalau dikritik pedas karena tulisan itu soal selera kadang.
23. Tapi jangan terlalu santai juga karena tulisan juga soal teknik yang ada pakem-pakemnya.
24. Jadi penulis tapi tak suka detail adalah suatu paradoks.
25. Membaca tips menulis dari penulis-penulis sukses memang sah-sah saja tapi seringnya nasihat mereka kurang cocok untuk kasus kita.
26. Boleh saja menulis soal kehidupan pribadi keluarga atau teman untuk bahan cerita tulisanmu baik itu cerpen atau novel tapi bayangkan saat mereka membacanya: apakah mereka akan marah atau senang?
27. Jika kurang yakin, minta izin langsung untuk menggunakan sebagian kisah hidup orang di sekitar kita supaya aman.
28. Jangan berasumsi bahwa orang pasti senang kehidupannya kita masukkan ke cerita kita.
29. Menulis fiksi akan susah jika kamu terbiasa menulis nonfiksi seperti berita.
30. Menulis berita juga akan susah pertama-tamanya apalagi jika kamu terbiasa menulis fiksi.
31. Tapi menulis adalah soal pembiasaan jadi kamu tinggal terapkan disiplin.
32. Punya mentor dalam menulis itu penting banget.
33. Kalau menemukan penulis senior yang bisa dan bersedia dijadikan mentor, minta alamat surat elektroniknya. Minta whatsapp bakal percuma.
34. Gabung di komunitas menulis bisa memompa semangat.
35. Menulis itu bikin otak capek banget jadi mustahil kalau ada yang bilang bisa seharian siang malam menulis tanpa rehat.
36. Menulis harus seperti seorang dermawan tapi menyunting harus seperti orang kikir.
37. Soal duit, penulis harus kejam supaya tidak menjadi objek kekejaman.
38. Akan lebih baik kalau sebelum menulis, pastikan ada kesepakatan tertulis.
39. Pelajari isi kontrak dengan cermat sebelum menandatanganinya.
40. Kadang menulis itu mirip melacur. Itu perlu supaya kamu bisa tetap berpakaian, kenyang, tidur nyenyak, dan punya tempat berteduh.
41. Kalau bosan dengan pekerjaan ‘melacur’ menulismu, miliki atau buatlah dengan sengaja proyek menulis lain yang sesuai passionmu.
42. Menulis nggak wajib begadang sampai pagi.
43. Menulis sambil menenggak minuman berkafein bukan keharusan. Dan tak seharusnya jadi kebiasaan.
44. Ritual sebelum menulis itu perlu untuk menyiapkan dan memanaskan otak.
45. Tapi bukan berarti saat ritual pra menulis itu terlewati karena alasan tertentu, kamu jadi hilang arah atau mood menulis.
46. Writer’s block memang ada dan nyata tapi tak perlu didramatisasi, diratapi, apalagi diromantisasi.
47. Just do it. Kebanyakan teori menulis malah jadi bingung.
48. Bekerjalah dengan itikad baik dan cara yang baik dengan kawan-kawan satu tim. Karena kalau pribadi kita buruk, satu industri lama-lama tahu.
49. Plagiarisme itu haram karena itu artinya penulis sudah tidak bisa dipercaya.
50. Biarkan draft menginap semalam di komputermu. Baru besok dibaca lagi.
51. Hidup sebagai penulis tak selalu wah tapi jika bisa mengikuti perkembangan zaman, pasti tak bakal melarat juga.
52. Film-film selalu mengangkat dua jenis citra penulis: yang sukses (dan kaya) banget lalu sebaliknya yang menderita dan idealis banget. Keduanya sering tidak mewakili kenyataan.
53. Selalu belajar hal baru karena penulis yang cuma tahu itu-itu saja membuat tulisannya menjemukan.
54. Penulis tidak melulu pekerjaan introver, atau 100% ekstrover. Ada kalanya butuh dua sisi kepribadian itu di momen-momen berbeda.
55. Penulis yang punya ketenaran di media sosial atau di dunia nyata punya privilese. Bangun privilesemu sendiri jika kamu tidak diberi.
56. Menulis di kafe atau di rumah atau di tempat eksotis nan estetik mungkin bisa membangkitkan ilham di dalam.
57. Tapi tidak selalu demikian. Menulis di mana saja bisa seharusnya. Jangan sampai menjadi manja.
58. Menulis dengan menggunakan kerangka membuat tulisan lebih terarah tapi mungkin jadi membosankan karena kurang kejutan.
59. Ritual penulis lain boleh saja menginspirasi. Bisa efektif buat kamu. Atau juga bisa saja tidak sama sekali. Atau sedikit. Tidak ada jaminan.
60. Menulis dengan kertas dan pena memang memuaskan dan minim distraksi tapi susah diedit.
61. Menulis dengan layar membuat mata lelah lebih cepat.
62. Menulis bagus tanpa kemampuan berbicara persuasif ternyata memperlambat perkembangan karier sebagai penulis.
63. Punya kesadaran akan kelemahanmu sehingga bisa belajar untuk menutupinya atau malah memperbaikinya.
64. Karyamu sebelumnya mungkin terlihat lebih buruk daripada saat dulu kamu membacanya.
65. Masih soal poin 64. Tapi tidak usah sampai membakarnya atau malu untuk mengakuinya karena itu bagian dari proses.
66. Sehebat-hebatnya kamu sebagai penulis ternyata masih butuh editor.
67. Pelajari sebanyak mungkin aturan dan teori menulis sebagai pemula.
68. Tabraklah aturan dan teori itu jika kamu punya alasan yang sangat amat kuat sekali.
69. Kamu bisa ternyata bisa kok jadi penulis yang tidak eksentrik atau aneh di mata orang lain.
70. Meski memang setidaknya untuk jadi penulis, harus punya keanehan dalam hidupmu.
71. Penulis profesional adalah penulis amatir yang terus belajar hingga mati.
72. Pastikan kamu memiliki tabungan di masa genting dan masa tua.
73. Miliki sumber penghasilan lain agar kamu bisa tetap menulis.
74. Selalu simpan cadangan file tulisanmu di cloud storage seperti google drive atau sejenisnya.
75. Menyimpan file tulisan cuma di laptop Windows bajakan yang rentan virus adalah kedunguan yang akan kamu bayar dengan air mata darah.
76. Jika bekerja sebagai penulis lepas, hiduplah dengan sederhana.
77. Jika bekerja sebagai penulis di perusahaan, hiduplah juga dengan sederhana.
78. Berinvestasilah sebanyak mungkin pada keterampilan baru.
79. AI bukan musuh kalau kamu bisa gunakan dengan baik.
80. Tapi jangan jadi penulis yang manja karena sudah ada AI.
81. Jangan minder dengan AI karena AI tak bisa menggantikan akumulasi pengalamanmu sebagai manusia.
82. Emosi adalah senjata ampuh bagi penulis.
83. Jadi tulisan yang tidak membangkitkan emosi akan susah menarik perhatian dan jika dibaca pun jadi gampang terlupakan.
84. Lebih baik menulis satu karya bagus daripada menulis seribu satu karya yang medioker dan asal-asalan.
85. Semua orang memang bisa menulis tapi tidak semua orang bisa menulis dengan baik.
86. Tetapi semua orang bisa menjadi penulis yang baik jika mau belajar.
87. Kemampuan menulis dengan runut dan mudah dipahami membuatmu unggul dalam berkomunikasi, setidaknya di dunia kerja modern.
88. Deadline molor bukan masalah.
89. Deadline ditepati tapi mutu hasil kerjamu bobrok, itu baru masalah besar.
90. Tapi jika deadline menentukan penghidupanmu, tepatilah.
91. Jangan terlalu kaku. Jadi penulis yang fleksibel lebih menguntungkan dirimu.
92. Asal tidak menggadaikan integritas, prinsip, dan nilai utamamu, fleksibilitas seharusnya bukan masalah.
93. Selalu ada celah dan cacat dalam karyamu. Maklumilah itu. Kamu bukan Tuhan.
94. Namun, bukan berarti kamu bekerja santai.
95. Fact checking memang penting tapi ada kalanya manusia juga alpa.
96. Saat itu terjadi, jangan malu minta maaf dan meralatnya.
97. Jangan menulis dengan perasaan marah terhadap seseorang.
98. Perlu ada pemisahan ruang dan waktu kerja agar otakmu bisa membedakan kapan otakmu harus menulis dan kapan harus menjalani aktivitas sehari-hari.
99. Lakukan sesuatu aktivitas untuk menetralkan kembali tumpukan emosimu setelah menulis.
100. Jangan percaya semua poin di atas begitu saja.