Noudie de Jong: Sekali Seumur Hidup, Jadilah Entrepreneur!

PENGANTAR: Artikel wawancara bersama Noudie ini saya tulis 2014 lalu dan saya tayangkan kembali di sini sebagai dokumentasi.

14 Nov 2014 Hits : 4,460
Noudie de Jong, entrepreneur pendiri agensi Ideaimaji. (Foto: Dok. Noudie)

Makin banyak entrepreneur bermunculan dari generasi muda bangsa ini. Pastinya ini menjadi sebuah fenomena yang menggembirakan. Namun, tidak sedikit yang memulainya dengan hanya didasari niat menjadi tenar dan kaya secara finansial. Tak heran saat kekayaan dan kepopuleran tak kunjung didapat, semangat mereka pun memudar pula. 

Hal ini menjadi satu keprihatinan tersendiri. Untungnya, ada pula sebagian entrepreneur muda yang telah berbisnis dengan pola pemikiran yang jauh berbeda. Salah satunya adalah Noudie de Jong yang kini menjalankan 3 bisnis sekaligus. Apa saja yang mengantarnya hingga dapat menjalankan bisnis sebanyak itu? Dan apa saja yang bisa Anda pelajari dari perjalanan dan pengalamannya selama berbisnis di dunia digital yang perkembangannya demikian pesat? Inilah wawancara Ciputraentrepreneurship dengan Noudie via email. 

Bidang bisnis apa yang sedang digeluti saat ini di IdeaimajiTonehighway, dan Intuiticode?

Idea Imaji adalah agensi digital communication, dan pusat perhatian saya untuk saat ini. Berdiri tahun tahun 2005 dan perusahaan pertama saya. Berawal sebagai studio multimedia, kemudian berkembang menjadi web development company, sebelum akhirnya memiliki core bisnis seperti sekarang.

Tonehighway adalah start-up music streaming service yang saya dan 2 orang teman kembangkan di tahun 2009. Tonehighway didesain sebagai tempat showcase musisi indie sekaligus memasarkan karya-karyanya. Saat ini Tonehighway sedang dalam tahap perubahan model bisnis supaya dapat lebih kompetitif. 

Intuiticode adalah start-up pengembang digital produk dan web-service yang saya co-founded di akhir tahun 2011 bersama rekan saya, Dwi Asharialdy. Produk pertama yang kami kembangkan adalah designosaurs.net, sebuah online store untuk e-commerce theme. Hingga saat ini, semua klien kami berasal dari luar negeri yang memang membutuhkan situs e-commerce sebagai bagian dari bisnis mereka. 

Dari mana dan bagaimana ide bisnis itu datang dan merintisnya?

Sekitar tahun 2002, saya sempat jadi freelancer di sebuah perusahaan penyedia solusi sistem ERP. Saat itu, owner perusahaannya memiliki project e-learning, dan berhubung SDM di perusahaannya terbatas, maka beliau mengumpulkan tim freelancer untuk pengerjaan project ini. Kebetulan dengan deskripsi pekerjaan sebagai Multimedia Designer, saya bisa menghabiskan waktu hingga 18 jam sehari di kantor.

Seiring dengan banyaknya waktu yang saya habiskan di kantor, saya dan ownernya menjadi cukup dekat; beliau orang yang sangat terbuka dan enak buat diajak diskusi. Sayapun banyak belajar dari cara beliau menjalankan bisnisnya.

Lama-kelamaan, proyek e-learning ini makin banyak, sedangkan ownernya tidak ingin perusahaannya terjun terlalu dalam ke bisnis ini. Alasan beliau adalah khawatir akan merusak fokusnya pada ERP solution. Maka beliau menyarankan saya untuk membuat perusahaan sendiri dengan bantuan beliau.

Maka tahun 2005 lahirlah CV. Idea Imaji Persada. Bermodalkan tabungan gaji, saya beranikan untuk mengurus legalitas pendirian dari notaris dan membeli 1 unit komputer. Project pertama saya ketika itu adalah pembuatan modul e-learning untuk jurusan Arsitektur institut teknologi terkemuka di Bandung.

Demi totalitas dalam mengurusi bisnis baru ini, saya akhirnya memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah di Teknik Penerbangan ITB. Tentu orang tua semula sedikit khawatir dengan keputusan saya, berhubung ayah dan ibu saya adalah seorang karyawan. Namun seiring berjalannya waktu, ketika usaha saya sudah mulai berkembang, mereka mulai melunak dan akhirnya mendukung keputusan saya.

Bagaimana kegiatan/rutinitas sehari-hari dalam bisnis atau di luar bisnis?

Hidup saya adalah bisnis. Antara kehidupan pribadi dan bisnis kadang tak memiliki batas yang jelas. Saya bisa saja bekerja di akhir minggu atau hari libur. Saya sangat bersyukur saya dikaruniai dengan seorang istri yang sangat memahami aktivitas suaminya yang tidak terjadwal dengan pasti.

Saya bukan tipe orang yang mengkotak-kotakkan waktu sedemikian rupa. Saya tidak mematok alokasi waktu sebanyak sekian jam untuk pekerjaan, dan sisanya benar-benar tak mau diganggu, tidak. Saya menjalani keduanya dengan seimbang. Yang penting buat saya adalah saya bisa tetap menikmati dan terus belajar hal baru setiap hari.

Apa yang menjadi hobi di waktu senggang?

Jika saya memiliki waktu yang senggang, dalam arti tidak ada urusan pribadi ataupun pekerjaan yang harus diselesaikan, saya memilih untuk bersantai di rumah. Biasanya saya melepas penat dengan nonton DVD atau membaca komik, atau menghabiskan buku yang lebih “serius” saat saya perlu mengupdate pengetahuan dan skill. Jika sedang ingin keluar, ya biasanya saya akan nonton film di bioskop bersama istri, atau makan di restoran sushi. Kebetulan kami berdua penggemar berat sushi!

Menurut Anda, apa saja kunci sukses seorang entrepreneur?

Saya selalu percaya dengan kekuatan kerja keras, baik kerja fisik maupun otak. Ditambah dengan mental yang kuat serta berpegang teguh dengan prinsip dan etika dalam berbisnis, akan membuat kita menjadi pebisnis yang hebat dan tidak cengeng, dalam pengertian mampu memaksakan diri hingga meksimal untuk mencapai goal dan mampu mengikuti perubahan. Karena saya percaya, siapa yang tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan maka harus bersiap digilas jaman.

Tantangan terbesar apa yang Anda hadapi sebagai entrepreneur?

Untuk saya, tantangan terbesar adalah menaklukkan diri sendiri. Kebetulan saya seorang yang cenderung introvert, jadi saya perlu usaha lebih saat harus berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan sebagai pemiliki bisnis, saya selalu perlu untuk memperluas networking dan berdiskusi dengan para stakeholder di industri ini. Selain itu, ada juga rasa malas, ragu, takut, dan khawatir berlebihan yang juga harus ditaklukkan.

Selain diri sendiri, tantangan terbesar lainnya adalah harus terus mengikuti perubahan industri yang menjadi core bisnisnya. 

Kebetulan dalam kasus saya, bisnis digital dan online, kecepatan perubahannya sangat tinggi. Dalam tempo beberapa tahun saja, orang sudah berpindah dari trend ke trend lainnya. Begitulah juga yang terjadi pada bisnis saya. Saya harus terus mengikuti terus perkembangan industri, mempelajari dan menguasai platform dan teknologi baru yang sesuai kebutuhan bisnis saya.

Motivasi apa yang tetap mendorong di saat krisis?

Saya adalah seorang yang sering menempatkan diri saya sendiri dalam resiko. Resiko yang masih masuk akal tentunya. Dengan sebelumnya mengukur kemampuan diri saya sendiri, saya seringkali dengan sengaja menempatkan diri saya dalam posisi “terdesak”, di mana saya menjadi harus belajar dan bekerja sebaik dan secepat mungkin.

Dengan seringnya menampatkan diri sendiri dalam kondisi “krisis”, saya melatih diri untuk tetap optimis dan dapat mencari peluang dalam setiap situasi.

Bagaimana proyeksi bisnis Anda selama 5 tahun ke depan? Apa strateginya?

Bisnis digital sangat ganas. Perkembangannya sangat “menakutkan”. Sejak boom-nya sekitar 3-4 tahun lalu, sudah banyak start-up digital yang muncul dan tenggelam, baik perusahaan lokal maupun asing.

Untuk menghadapi iklim industri ini, selain harus memiliki kecerdasan dalam membaca tren pasar, membangun strategi jangka panjang menjadi hal yang penting. Untuk strategi jangka panjang, saya memfokuskan untuk menguatkan budaya perusahaan. Targetnya adalah untuk retaining talent terbaik dan mengembangkan kepemimpian di dalam perusahaan.

Saya juga optimis dapat kembali mengembangkan Tonehighway jika infrastruktur internet dan budaya online di Indonesia sudah lebih matang. Ke depannya saya juga memprediksi bahwa e-commerce akan tumbuh dengan baik di Indonesia, yang menjadi pasar yang bagus untuk pengembangan produk-produk berikutnya dari Intuiticode.

Pendapat tentang entrepreneurship di Indonesia?

Dalam beberapa tahun ke belakang, menurut saya entrepreneurship sudah mulai populer dan berhasil menjadi aspirasi bagi banyak anak muda di Indonesia. 

Namun, ada satu hal yang cukup mengkhawatirkan, yaitu terdapat kesan bahwa entrepreneurship merupakan jalan pintas untuk menjadi kaya. Bagi saya, hal ini jauh berbeda dengan yang sudah saya jalani dan rasakan. Memang akan ada outliers yang bisa memperoleh hasil dalam waktu singkat, tapi sekali lagi perlu diingat bahwa mereka adalah outliers. Dari setiap 1 orang yang menjadi seorang entrepreneur yang sukses dalam waktu singkat, bisa jadi ada puluhan atau bahkan ratusan lainnya yang gagal karena memiliki pola pikir “kaya instan”. Satu orang itupun biasanya sukses dengan cepat bukan karena niat mereka untuk menjadi kaya secara instan, tapi karena memang bisnisnyalah yang menjadi passionnya, sehingga ia berjuang dengan segala daya upayanya.

Memang bukan maksudnya setiap orang tidak perlu mencoba untuk menjadi entrepreneur. Saya malah menyarankan at least once in everyone’s life cobalah untuk menjadi seorang entrepreneur. Karena menjalani profesi entrepreneur akan memberikan pola pikir baru yang jauh dari pola pikir “kaya instan” (yang menurut saya mirip dengan orang berjudi) yang mungkin pernah terbersit di benak beberapa orang. Memberikan sense of responsiblity, maturity dan wisdom yang biasanya baru kita dapatkan setelah bekerja tahunan sebagai karyawan. Juga memberikan dorongan untuk terus belajar dan memperhatikan hal-hal kecil dalam melakukan pekerjaan kita, karena seperti kata orang “devil lurks in the details”.

Pesan untuk mereka yang mau jadi entreprenur?

Percaya apa yang kamu lakukan, dan selesaikan apa yang sudah dimulai. Di perjalanannya semua pengusaha akan membuat keputusan-keputusan sulit, dan jangan ragu untuk mengambil keputusan itu hanya karena ingin menyenangkan semua pihak. Kalau waktunya kerja ngotot, ya harus ngotot. Intinya, jangan manja.

Tapi hal yang tidak kalah pentingnya adalah tetap berpedoman pada nilai-nilai moral dan etika saat berhubungan dengan karyawan, rekan bisnis, klien atau orang lainnya. Ingat hal ini: what goes up, will go down. Yakinlah bahwa Anda akan sampai pada puncak kejayaan suatu saat, namunakan ada saatnya Anda akan mengalami krisis atau bahkan kejatuhan. Dan ketika hal itu terjadi, hanya orang-orang yang dulu kita perlakukan dengan baik, etis dan profesional lah yang dapat meredam jatuh kita dan membantu kita untuk kembali naik.(*/Akhlis)

This entry was posted in Blog and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *