Ciputra-GIZ Adakan Pelatihan Entrepreneurship bagi Para Lulusan Jerman

PENGANTAR: Saya menulis artikel ini 2015 lalu dan menayangkannya kembali di sini untuk dokumentasi.

14 Jan 2015 Hits : 1,039

Ciputraentrepreneurship News, Jakarta – Bertempat di Ciputra Marketing Gallery Jakarta pagi ini (14/ 1/ 2015), Ciputra Foundation menyelenggarakan sebuah pelatihan entrepreneurship bagi para lulusan kampus di Jerman yang kembali ke Indonesia. Pelatihan tersebut direncanakan akan berlangsung selama 3 hari dan bertujuan untuk memantapkan mindset entrepreneurship dengan menggunakan pendekatan Ciputra Way.

Dikatakan oleh Presiden Direktur Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCECAntonius Tanan yang menjadi pembicara dalam hari pertama pelatihan ini bahwa pelatihan akan mencakup pembelajaran entrepreneurship sebagai refleksi dari Ir. Ciputra dan riset akademis mengenai entrepreneurship. “Lebih lanjut, kita juga akan membahas mengenai peluang (opportunity) dalam entrepreneurship dan workshop dan observasi ke lapangan sehingga tidak hanya kajian teoretis saja,” tutur Antonius.

Salah satu alasan diadakannya pelatihan bagi para lulusan Indonesia dari berbagai universitas di Jerman itu adalah ingin mendorong peningkatan jumlah entrepreneur di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bersama, sebuah negara akan niscaya lebih makmur jika memiliki lebih banyak entrepreneur. Para entrepreneur mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya sehingga problem pengangguran bisa teratasi.

Selain itu, Antonius juga mengatakan keprihatinannya mengenai rendahnya jumlah usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia yang mampu melakukan scaling-up (membesarkan skala usaha).  Jumlah pengusaha UMKM kita memang sudah banyak tetapi mayoritas masih stagnan, tidak mampu membesarkan bisnisnya meski sudah bertahun-tahun berjalan. Antonius menandaskan jika pengusaha-pengusaha ini diajari caranya berinovasi, peluang mereka untuk membesarkan usaha akan lebih tinggi. Pada gilirannya, jika skala usaha lebih tinggi, serapan tenaga kerja juga akan lebih luas dan dampak positifnya terhadap perekonomian bangsa juga lebih baik.

Pernyataan Antonius diamini oleh Direktur Hubungan Internasional Ciputra Foundation Ivan Sandjaja yang mengutip hasil sebuah survei global oleh Global Entrepreneurship Week. Setelah sekitar 5000 orang entrepreneur disurvei, diketahui bahwa peringkat Indonesia dalam hal entrepreneurship masih rendah. Hal ini karena aspek mindset, inovasi dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk berinovasi yang masih kurang. Tidak heran survei tersebut menempatkan Indonesia dalam posisi ke-120.

“Rendahnya peringkat entrepreneurship Indonesia lebih disebabkan oleh rendahnya kemampuan untuk scaling-up yang dimiliki para pengusaha Indonesia yang ditandai dengan sukses tidaknya menggandakan omset dalam waktu 5 tahun,” tukas Ivan.

Menurut Ivan, kelemahan bisnis-bisnis yang didirikan pengusaha Indonesia ialah kurang fokusnya pada pasar dunia. “Pengusaha kita lebih banyak membuat produk yang fokus pada pasar dalam negeri. Fokus pada pasar dunia kurang, sehingga akibatnya saat hendak go international kesulitan.”

Rakyat Indonesia juga harus memanfaatkan pasar dalam negeri sebagai peluang untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia sebagai produsen, bukan konsumen semata. Untuk itulah dibutuhkan lebih banyak entrepreneur di tanah air, yaitu agar Indonesia tidak cuma menjadi pasar bagi pengusaha dari negara-negara lain, Anton berkata lagi pada para peserta.

Pelatihan tersebut terselenggara oleh kerjasama antara Ciputra Foundation dan badan Geselschaft fur Internationale Zusammerbeit (German Development Cooperation) yang berkedudukan di Jakarta. (*/Akhlis)

This entry was posted in Blog and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *