3 Olahraga yang Bisa ‘Mensabotase’ Progress Yogamu

man splitting on tree
Photo by The Lazy Artist Gallery on Pexels.com

Jika Anda sudah menekuni yoga dan mulai tertarik menggabungkan yoga dengan jenis olahraga lainnya, selalu ingat bahwa selalu ada kelebihan dan kekurangan dari penggabungan beberapa jenis olahraga yang Anda lakukan tersebut. Misalnya progress latihan asana yoga Anda bisa lebih lambat atau bahkan tak akan tercapai.

Di sini saya ingin menegaskan bahwa dalam proporsi latihan yang seimbang, memang ada kemungkinan beberapa jenis olahraga ini saling melengkapi sehingga kesehatan dan kebugaran fisik kita lebih seimbang secara keseluruhan. Yoga misalnya bisa untuk menerapi postur yang kurang baik dan beragam cedera akibat lari. Lari juga bisa membantu meningkatkan kesehatan paru-paru kita.

Tapi di satu titik, kita bisa juga harus sadar bahwa akan ada momen saat kita harus menggadaikan progress di satu jenis olahraga untuk progress di olahraga lainnya yang pada saat yang sama sedang kita lakoni juga.

Setelah ini, harapannya kita tidak malah berhenti menekuni lebih dari satu jenis olahraga atau malah merasa cukup dengan satu olahraga saja tetapi justru kita harus menyadari adanya konsekuensi dan bisa bersikap dan bertindak lebih bijak. Kita bisa harus lebih memahami prioritas kesehatan dan kebugaran kita daripada sekadar cuma ambisi sesaat. Kita perlu untuk memahami bahwa bukan masalah besar jika progress di olahraga X tak kunjung tercapai karena kalau mau dipikir lagi ternyata ada hikmah atau manfaatnya juga jika dilihat secara lebih holistik.

low angle photography man walking on asphalt road
Photo by Alex Kinkate on Pexels.com

Lari

Menurut studi “Running Economy Is Negatively Related to Sit-and-Reach Test Performance in International-Standard Distance Runners” yang dipublikasikan di International Journal of Sports Medicine 23 Januari 2002, efisiensi lari (running economy) pelari pro berbanding terbalik dengan kelenturan badannya (dalam hal ini otot hamstrings).

Nah, padahal di yoga, pose-posenya banyak yang jenis deep stretch untuk otot hamstrings. Jadi makin lentur otot hamstring, cenderungnya justru makin buruk efisiensi lari kita.

Tentu saja ada pose-pose yoga lainnya yang tidak meregang hamstring secara berlebihan dan pelari bisa menuai manfaat dari sana. Namun, jika sudah harus melakukan pose-pose yang melibatkan kelenturan hamstring, Anda yang menekuni lari harus paham bahwa Anda harus rela dan ikhlas untuk tidak meregangkan hamstring terlalu sering dan berlebihan jika masih ingin efisiensi lari Anda terjaga.

topless man exercising
Photo by Victor Freitas on Pexels.com

Calisthenics

Tidak semua jenis gerakan calisthenics bisa mensabotase progress yoga Anda tentu. Tapi gerakan-gerakan yang fokus pada penguatan apalagi hipertrofi otot-otot badan atas seperti pushups, pullups, handstand, handstand pushups, planche, dan beragam variasinya akan sedikit banyak mengurangi kemampuan Anda dalam melakukan beragam pose jenis backbend.

Saya belum bisa menemukan studi ilmiah untuk mendukung hipostesis ini tetapi setidaknya dari pengamatan terhadap badan dan performa fisik serta skills para pesenam artistik pria dan atlet kalistenik dengan kemampuan fisik dan ukuran otot yang di atas rata-rata, badan atas mereka yang mengagumkan itu justru bisa menghambat saat mereka harus melakukan wheel pose atau kayang (urdhva mukha dhanurasana) yang mewajibkan sendi bahu dan otot-otot punggung atas dan dada yang lentur dan tidak begitu besar (bulky).

Bisa dikatakan bahwa gerakan-gerakan penguatan dada (pectoral), punggung (lats), bahu (deltoids) berpotensi menghambat fleksibilitas dan mobilitas bagian badan atas jika frekuensi dan volume latihan serta intensitasnya melebihi batas normal.

man holding barbell
Photo by Anush Gorak on Pexels.com

Angkat Beban

Di sini saya juga belum menemukan hasil studi untuk mendukung hipostesis ini tetapi dua anekdot atau cerita dari dua orang teman yang melakoni CrossFit dan weight lifting menjadi preseden awal bahwa ada kemungkinan bahwa angkat beban (resistance training) yang intens dan kerap bisa menghambat fleksibilitas dan mobilitas sendi bahu dan pinggul, yang sangat penting dalam yoga.

Jadi jangan heran jika orang-orang yang lebih sering angkat beban, bisa mengalami kesulitan dalam pose-pose yoga yang meregangkan otot hamstring, berbagai gerakan sendi pinggul yang memerlukan Jangkauan Gerak atau Range of Motion yang lebih leluasa, lutut dan ankle/ pergelangan kaki.

Lagi-lagi, ini tidak 100% pasti. Ada juga pasti orang-orang yang angkat beban tapi masih lentur, tapi tak banyak persentase orang yang demikian dalam populasi umum. Tapi sekali lagi, saya bukan ahli dan ilmuwan jadi saya bisa salah. Atau bisa saja hipotesis saya ini benar hanya saja belum ada bukti yang meyakinkan atas itu.

Simpulannya, silakan saja Anda lakoni beberapa jenis olahraga sekaligus. Tapi ingat bahwa masing-masing olahraga tadi bisa memberikan dampak ke performa badan Anda dalam menjalankan olahraga-olahraga lainnya. Mana yang jadi prioritas Anda? Itu semua kembali berpulang ke kita dan kebutuhan kita masing-masing dalam berolahraga. Tidak ada yang benar dan salah. (*/)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

What would make this website better?

0 / 400

Verified by MonsterInsights