Sebagai salah satu tokoh asuransi global, Choo Sin Fook memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan industri asuransi jiwa di Asia, termasuk Indonesia. Bersama FWD Life, Choo hendak mewujudkan visi besar perusahaan untuk “mengubah cara pandang masyarakat Indonesia tentang asuransi”. Dengan berbagai terobosan baru, ia berjuang mendobrak pasar asuransi agar bisa menjangkau lebih banyak orang.
CHOO Sin Fook muda tak pernah membayangkan dirinya untuk menjadi seorang pebisnis andal. Ia bahkan belum tahu dirinya memiliki bakat kepemimpinan hingga suatu hari ditugasi oleh pembina Pramukanya untuk tampil di depan banyak orang.
“Saya harus berdiri membaca pidato sambutan di depan 700-an orang,” kenang pria ramah asal Malaysia ini saat ditemui tim Warta Ekonomi di Pacific Century Place, Jakarta, 22 Maret 2018 . Dari pengalaman itu ia tahu dirinya bisa berbicara untuk menggerakkan orang lain. “Sejak itu, saya lebih percaya diri untuk memimpin.”
Inovasi
Bergabung dengan bisnis asuransi jiwa dari bawah sejak 1986 sebagai sales trainer, Choo telah banyak makan asam garam dan memiliki kompetensi mumpuni untuk menjabat sebagai Dirut. Lulusan Simon Fraser University ini mengenyam pengalaman di banyak pasar asuransi Asia, dari Tiongkok hingga Indonesia.
Kehadirannya di FWD Life menjadi motor penggerak dalam memberikan pendekatan anyar di industri. Ia yakin bisnis asuransi harus berubah untuk menjawab tantangan zaman. “Belum ada perubahan signifikan sejak awal saya terjun,” ujar Choo.
Ia pun mempersembahkan perubahan inovatif di asuransi. “Karena saat Anda tidak membuat perubahan, bisnis akan stagnan,” tegas pemimpin yang rendah hati ini.
Strategi
Dengan tingkat penetrasi asuransi yang masih di angka 2,9%, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan sekaligus penuh tantangan. Ini karena dalam benak masyarakat, asuransi masih dianggap mahal dengan proses yang rumit.
Untuk mendobrak pasar, Choo terapkan strategi pendekatan bisnis berbeda. “Proses bisnis yang memakan banyak biaya dan ketidakpahaman akan manfaat asuransi membuat banyak orang enggan berasuransi. Asuransi perlu dibuat lebih terjangkau bagi masyarakat luas,” ucapnya. Sarannya yakni efisiensi biaya akuisisi nasabah baru dengan teknologi digital dan manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran nasabah.
Teknologi digital dipandang Choo sebagai senjata pamungkas dalam upaya penetrasi pasar. Namun, diperlukan kesabaran untuk menuai hasilnya. “Perlu waktu agar nasabah terbiasa,” tandas pria dengan pengalaman 32 tahun di dunia asuransi ini.
Keteladanan
Sadar dirinya ialah pusat energi dalam perusahaan, Choo memberi keteladanan tentang kerendahan hati pada keluarga besar FWD Life. “Jika Anda rendah hati, staf Anda akan bersikap dan berperilaku sama,” terangnya. Ini akan terpancar saat mereka berhadapan dengan para nasabah.
Resep keberhasilan kepemimpinan Choo ialah ramuan yang pas antara komunikasi, keberanian dan kemanusiaan. Pemimpin ideal bagi Choo harus bisa berkomunikasi dengan jelas, berani tetapi juga tetap sopan dan memperhatikan sisi manusiawi dalam mengambil keputusan penting.
“Kalau Anda tidak bisa memimpin keluarga dengan baik, sulit bagi Anda untuk memimpin orang lain dengan baik.”
CHOO yakin keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat sehingga saat seseorang berhasil memimpin keluarganya dengan baik, peluang untuk menjadi pemimpin yang lebih baik di luar rumah juga makin tinggi. Pemahaman itu bisa dirunut dari teladan yang diberikan kedua orang tuanya yang mencari nafkah sebagai kontraktor listrik dan pekerja di pemerintahan.
Agar tetap bersama keluarganya, saat harus pindah lokasi kerja, Choo memboyong mereka ikut serta. Namun, sekarang anak-anaknya tak lagi tinggal bersamanya di Jakarta atau di Kuala Lumpur. Kini kedua anaknya telah dewasa dan lulus dari perguruan tinggi. “Yang satu di jurusan Ilmu Politik, dan yang kedua di Bisnis.”
Choo merasa beruntung ditempatkan di Indonesia tempat ia dapat beradaptasi tanpa kesulitan berarti. Semua itu berkat pengalamannya tinggal di berbagai negara dan lingkungan multikultural.
Saat tidak disibukkan dengan urusan kantor, Choo lebih suka duduk membaca buku. “Saya suka buku-buku bertema politik dan agama, sehingga saya bisa memahami bagaimana agama memengaruhi masyarakat,” tutur pria yang pernah menuntut ilmu di Vancouver, Kanada, itu panjang lebar. (*/)
VERSI BAHASA INGGRIS
CHOO SIN FOOK: THE INSURANCE STRATEGY INNOVATOR
As one of global insurance figures, Choo Sin Fook has long experience in developing life insurance in Asia, including Indonesia. Along with FWD Life, Choo aspires to realize its vision of “changing Indonesians’ perspective towards insurance”. He is poised make breakthroughs in order to reach more people.
YOUNG Choo Sin Fook never dreamed of becoming a top businessman. He was unaware of his leadership aptitude until one day he was assigned by his scoutmaster to speak publicly.
“I had to stand up in front of around 700 people,” recalled the friendly man from Malaysia when interviewed by Warta Ekonomi team at Pacific Century Place, Jakarta, March 22, 2018. He gradually learned that he could speak to influence others. “From that day on my confidence improved.”
Innovation
Having joined the life insurance business from the bottom rank since 1986 as a sales trainer, Choo has an extensive range of experience and thus proves competent as commander. The alumnus of Simon Fraser University has roamed many Asian markets, from China to Indonesia.
At FWD Life, the headman serves as a driving force in giving a new approach in the industry. He is positive the insurance business is to adapt to answer any recent challenges. “There’s no significant change from the early days of my career,” Choo remarked.
He also presents innovative changes in insurance. “Because when you make no changes, business will turn sluggish,” stated the humble leader.
Strategies
Given that insurance penetration rate is still at 2.9%, the country is a promising yet arduous market. It is because most people still asume insurance is unaffordable and involves a complex process.
To create breakthrough in the market, Choo applies a distinct delivery strategy. “A costly business process and lack of insurance benefits understanding render people reluctant. Insurance must be made more affordable,” he quipped. He advised that new customer acquisition costs be curtailed with digital technology and benefits are customized based on needs and budget of each customer.
Choo regarded digital technology as another ultimate weapon in the market penetration. However, it needs patience to reap results. “It takes time to make customers used to new changes,” said the man with 32-year experience in the industry.
Models
Cognizant of the fact that he is the center of the company, Choo serves as an example of humility at FWD Life. “If you’re humble, your staff would show same attitudes and behaviors,” he described. This would show when they deal with customers.
Choo’s leadership success key is the apt combination of communication, courage and humanity. An ideal leader, to Choo, should be able to communicate clearly, be brave yet courteous and pay attention to humane aspects in taking key decisions.
“If you can’t lead your family well, it’s hard for you to lead anyone else.”
CHOO has faith in a family as the smallest of society so when one succeeds to lead his/ her family well, chances are s/he can lead better outside. Such a thesis can be rooted in examples shown by his parents who earned a living by working as an electrical engineer and government civil servant.
To be with his family, when he has to move, Choo also takes his family with him. However, now his children no longer live with him either in Jakarta or Kuala Lumpur. They are adult and already graduated from universities. “The elder majored in Politics and the second Business.”
He feels lucky to be positioned in Indonesia, where he can adapt without substantial issues. It is thanks to his experience of living in many countries and multicutural environments.
Whenever he is off duty, Choo prefers cuddling up with a book. “I love politics and religion books, so I can comprehend how religions affect people,” elaborated Choo who once studied in Vancouver, Canada, on his preference. (*/)